Rabu, 11 April 2012

Makalah hymen Imperforata


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Selaput dara Imperforata adalah bentuk bawaan gynatresia. Seorang  gadis berusia 15 tahun,  tanpa gejala, datang ke dokter karena dia belum memiliki periode menstruasi. Himen  Imperforata adalah kondisi bawaan yang sangat jarang terjadi yang disebabkan oleh perkembangan abnormal urogenitalis sinus, dengan kejadian 0,02 % (Takayama,2001).
Angka kejadian yang sering terjadi biasanya berupa satu jenis kelainan saja atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara bersamaan sebagai kelainan kongenital multipel.salah satu kelainan kongenital adalah himen imperforata. Himen  imperforata merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi pada saluran alat kelamin perempuan, tetapi biasanya tidak menunjukkan gejala sampai pubertas. Selaput dara imperforata jarang berhubungan dengan komplikasi jika terdeteksi dini. Angka kejadian kelainan kongenital yang lain berkisar 15 per 1000 kelahiran, angka kejadian ini akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun. Sehingga hal ini dapat dihindari dengan pemeriksaan lengkap bayi saat lahir (marie,1995).
Sebuah penelitian di Afrika mengungkapkan bahwa kelainan himen imerforata sering terlambat diketahui. Walaupun kelainan tersebut  dapat dideteksi pada umur berapa saja melalui inspeksi genitalia eksternal, hymen imperforata sering luput dari diagnosa. Para peneliti melakukan review selama periode 13 tahun atas 23 anak perempuan yang didiagnosa mengalami hymen imperforata. Setengah dari jumlah anak perempuan tersebut tidak mengalami gejala dan didiagnosis setelah dilakukan pemeriksaan fisik seluruhnya (Postner,2005)




B.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan  kelainan kongenital Hymen Imperforata?
2.      Apa penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata?
3.      Apa gambaran klinik yang dapat didirikan untuk mendiagnosa Hymen Imperforata?
4.      Apa penanganan yang dapat diberikan pada kasus Hymen Imperforata?

C.   Tujuan Penulisan
a.       Tujuan umum
Adapun Tujuan Umum dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus.
b.      Tujuan khusus
1.      Mengetahui pengertian dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
2.      Mengetahui penyebab dari kelainan kongenital Hymen Imperforata.
3.      Mengetahui gambaran klinik untuk mendiagnosa hymen imperforata.
4.      Mengetahui cara penanganan pada kasus Hymen Imperforata.












BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Pengertian
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran lubang himen bervariasi, tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama. Himen yang “intak” danggap suatu tanda keperawanan, tetapi ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus tidak berhasil menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat manipulasi digital.(Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC)

Gambar Hymen Imperforata.
Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang (Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak keluar.  Darah itu terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar (Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan membesar (Hematometra). (Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.)

B.   Penyebab
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis. Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa embrional untuk mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang menutupi sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra sampai ke fossa navikularis.

Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus mullerian, sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka.
C.   Gejala Klinis
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami setiap bulan.Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil. Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 13-15 tahun, dimana gejala mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Hymen Buldging







Darah yang terkumpul di dalam vagina (hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak keluar.
Hematometra dan Hematokolpos dengan ultrasonografi
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis, sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum peritoneum membentuk hematoperitoneum.

Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina, diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.

Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum, bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.


D.   Penanganan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa.
Pemeriksaan Imaging 
Ø  Foto abdomen (BNO-IVP), USG abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis dapatmemberikan gambaran imaging untuk uterovaginal anomali.
Ø  Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam membantu delineating complex anatomy.Apabila dengan USG tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
Ø  USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.
Tindakan Pembedahan
Apabila hymen imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen dilakukaninsisi/ hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang (gambar 1)atau dilakukan pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi stellate.

Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.

Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara pada insisistellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat dengan mukosa vagina.Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua kehitaman yang kental.Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3 hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus. Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar. Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.
                                   

Gambar Insisi pada Hymen Imperforata
Insisi Stellate dilakukan pada posisi arah jam 2, 4, 8 dan 10.Tiap kuadran dieksisi ke arah lateral, tepi dari mukosa hymen dijahit dengan benang delayed absorbable.



Adapun beberapa teknik hymenektomi :
          












BAB III
PEMBAHASAN

A.    KASUS
Nn.”M” umur 12Tahun datang ke Rumah Sakit diantar oleh Ibunya, ingin memeriksakan keadaan anaknya dengan keluhan nyeri perut bagian bawah dialami anaknya sejak 1 bulan ini. Nyeri dirasakan semakin bertambah sejak 2 minggu ini. Nn.”M” juga merasa perutnya semakin membesar sejak 2 minggu ini. Riwayat keluar darah dari kemaluan tidak pernah, riwayat sudah pernah haid sebelumnya tidak ada. Nn.”M” mengeluh sulit buang air kecil dan kadang-kadang disertai rasa nyeri saat BAK. RiwayatBAB (+) normal.

a.      DATA SUBJEKTIF
        1.               Identitas / Biodata
Nama
: Nn.”M”
Umur
: 12 Tahun
Suku/Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Jl. Medan Merdeka

b.      ANAMNESA
1.         Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh Nyeri perut bagian bawah semenjak satu bulan yang lalu.
2.         Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti yang dideritanya saat ini.
3.         Riwayat Obstetri dan Gynekologi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat haid sebelumnya.
4.         Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan tidak pernah menderita kelainan Psikososial

5.         Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit kronis.
6.         Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Nn.”M” mengatakan belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya.
7.         Pola Fungsi Kesehatan
a.    Persepsi dan Penatalaksanaan Hidup Sehat Cukup Baik dan Menerima
Klien dan keluarga mengatakan pola hidup mereka cukup sehat.
b.    Pola Nutrisi dan Metabolisme
Klien mengatakan makan 3 x sehari dengan pola seperti nasi putih, lauk pauk, sayur mayur dan buah-buahan.
c.    Pola Eliminasi
Klien BAK 3-4 x sehari
Klien BAB 2-3x sehari
d.   Pola Tidur dan Istirahat
Malam hari 7-8 jam
Siang hari 1-2 jam

c.       DATA OBJEKTIF
1.         Pemeriksaan Fisik
a.    Keadaan Umum    : Baik
b.    Kesadaran              : Composmentis
c.    Tanda Vital            :    Tekanan Darah      : 110/60   mmHg
Nadi                      : 98          kali/menit
Respirasi               : 20          kali/menit
Suhu                      : 36,9       ºC
2.         Inspeksi        : Tampak hymen menutupi seluruh introitus vagina, hymen     buldging (-)
Palpasi          :  Nyeri Tekan pada abdomen
3.         Pemeriksaan Penunjang
Hb                : 9,8 g/dl
Hematokrit   : 31%
Leukosit       : 11.700/mm³
Trombosit     : 367.00/mm³
USG             : - Kandung kemih terisi baik
-   Terkesan hematometra dan hematokolpos

d.      ASESSMENT
Nn.”M” Umur 12 Tahun dengan Hymen Imperforata.

e.       PLANING
*      “Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga.”
Tekanan Darah             : 110/60 mmHg
Nadi                              : 98kali/menit
Respirasi                        :20kali/menit
Suhu                              : 36,9ºC
“Pasien sudah mengetahui hasil pemeriksaan”
*      “Menganjurkan pasien untuk menjalani tindakan pembedahan seperti    Hymenektomi.”
“Pasien mau untuk menjalani tindakan Hymenektomi”
“Tindakan hymenektomi telah diberikan kepada pasien”
*   “Berkolaborasi dengan dokter spesialis atau tenaga kesehatan lainnya dalam pemberian terapi”
-          Injeksi Cefotaxim 500mg/12 jam ( 2 x 500mg)
-          Asam Mefenamat 3 x 250 mg
“Pasien sudah mendapatkan terapi.”












                           BAB IV
                        PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan-endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik, dan infeksi khususnya infeksi virus. Salah satunya adalah himen imperforata. Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang memungkinkan keluarnya aliran darah menstruasi. Sedangkan kelainan himen imperforata adalah kelainan kongenital ringan sering dijumpai, yaitu tidak terbentuk lubang himen (hiatus himenalis). Sehingga tidak mungkin terjadi aliran darah pada saat menstruasi, molimina menstruasi (rasa sakit saat waktunya menstruasi tanpa diikuti pengeluaran darah) terjadi tiap bulan. Suatu kegagalan perkembangan vagina untuk membuat suatu saluran pada lingkaran himen. Kelainan ini tidak diketahui sebelum menarche. Gambaran klinik himen imperforata merupakan manivestasi dari tidak tersalurnya darah menstruasi sehingga terjadi timbunan yang dapat mencapai ruangan abdomen yaitu hematokolpos,hematometra dan hematosalping. Penanganan untuk kasus himen imperforata adalah dengan dilakukan insisi berbentuk silang.

B.   SARAN
Kelainan konginetal ini dapat diketahui secara dini. Maka harus segera dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan teliti pada bayi baru lahir. Meski kelainan ini baru dapat didiagnosis saat seorang wanita telah menarche. Sehingga saat seorang gadis telah masuk menarche, dan mengalami tanda – tanda seperti nyeri perut bawah setiap bulan, tetapi tidak mengalami menstruasi. Maka harus segera dilakukan pemeriksaan dan segera mendapatkan penanganan medis

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.